Risiko Lambat Berkembang Anak 4-5 Tahun di Usia 16-17 Tahun

by
4-5 Tahun

indonesiaartnews.or.id – Penelitian yang dilakukan oleh University of Leeds dan Lancaster University menunjukkan bahwa kesiapan anak untuk sekolah pada usia 4-5 tahun dapat memprediksi risiko pengangguran dan putus sekolah di usia 16-17 tahun. Anak-anak yang mengalami keterlambatan perkembangan pada usia dini ini memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar untuk tidak terlibat dalam pendidikan, pekerjaan, atau pelatihan di masa remaja akhir mereka. Studi ini berfokus pada anak-anak di Inggris.

” Baca Juga: OpenAI Luncurkan ChatGPT Edu untuk Mahasiswa dan Dosen “

Pengukuran Kesiapan Sekolah

Penelitian ini menilai anak-anak usia 4-5 tahun di Inggris menggunakan Early Years Foundation Stage Profile. Anak-anak yang mencapai ambang batas “tingkat perkembangan yang baik” dianggap siap untuk sekolah dasar. Temuan dari jurnal BMC Public Health mengungkapkan adanya kesenjangan signifikan dalam tingkat pendidikan sekunder. Yang diukur dengan General Certificate of Secondary Education (GCSE). Serta status NEET (Not in Education, Employment, or Training) antara anak-anak yang siap dan tidak siap untuk sekolah dasar. Data untuk penelitian ini dikumpulkan dari lebih dari 8.000 anak muda di Bradford sebagai bagian dari proyek Connected Bradford.

Implikasi Temuan Penelitian

Dr. Matthew Warburton, peneliti utama dari School of Psychology di University of Leeds, menyatakan bahwa temuan ini menunjukkan adanya indikator awal. Yang jelas tentang risiko kerugian yang dihadapi oleh anak-anak dan remaja di masa remaja akhir mereka. Dengan sekolah yang secara rutin mengumpulkan data ini. Penelitian dapat dimanfaatkan untuk memulai intervensi dini di sekolah berdasarkan kesiapan anak untuk sekolah dasar.

Baca Juga :   Mendorong Literasi di Papua: WVI Hadirkan Inisiatif Baru

Persentase Risiko NEET di Usia 16-17 Tahun

Penelitian ini menemukan bahwa 11% anak-anak yang tidak siap sekolah menjadi NEET pada usia 16-17 tahun. Dibandingkan dengan hanya 4% anak-anak yang siap sekolah. Selain itu, keterlambatan perkembangan ini juga mempengaruhi pencapaian akademis di tingkat pendidikan sekunder. Hanya 44% anak-anak yang tidak siap sekolah berhasil mencapai GCSE di level 2 (kelas 4 atau lebih tinggi) dalam bahasa Inggris, matematika, dan lima mata pelajaran lainnya. Sebaliknya, 77% anak-anak yang siap sekolah berhasil mencapai hasil tersebut.

Pentingnya Intervensi Dini

Para peneliti dari Lancaster University dan Bradford Institute for Health Research menekankan pentingnya intervensi dini oleh sekolah untuk mengurangi kerugian di kemudian hari. Temuan ini sejalan dengan rekomendasi dari serangkaian laporan N8 Child of the North dan Center for Young Lives yang menekankan pentingnya prioritas bagi anak-anak dan remaja.

Dr. Amy Atkinson, dosen Departemen Psikologi di Lancaster University. Menambahkan bahwa data dari Early Years Foundation Stage Profile tersedia untuk jutaan anak-anak dan remaja di Inggris. Informasi ini harus digunakan untuk mengidentifikasi murid-murid yang berisiko tinggi menjadi NEET. Penelitian ini didanai oleh National Institute for Health and Care Research, UK Prevention Research Partnership, Medical Research Council, dan donasi anonim ke University of Leeds untuk mendukung Dr. Warburton dalam menyelidiki masalah NEET.

Kebutuhan Penelitian Lanjutan

Para peneliti juga mencatat bahwa data yang tersedia saat ini hanya memungkinkan penilaian status NEET pada usia 16-17 tahun. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menilai proyeksi ini dalam jangka waktu yang lebih lama dan memahami dampaknya secara lebih mendalam.

” Baca Juga: Pegi Setiawan Ajukan Praperadilan Status Tersangka Pembunuhan “

Penelitian ini memberikan wawasan berharga tentang pentingnya kesiapan sekolah pada usia dini dan dampaknya terhadap masa depan anak-anak. Intervensi dini berdasarkan data yang dikumpulkan dapat membantu mengurangi risiko pengangguran dan putus sekolah. Memastikan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Baca Juga :   PPDB Khawatir Ribuan Anak Jakarta Terancam Tak Dapat Sekolah

No More Posts Available.

No more pages to load.