Jaring Hitam Gunung Fuji Tak Mengurangi Antusiasme Wisatawan

by
Gunung Fuji

indonesiaartnews.or.id – Jaring hitam setinggi 2,5 meter dan lebar 20 meter yang dipasang di resor Fujikawaguchiko, Prefektur Yamanashi, Jepang, tidak mampu mengurangi semangat wisatawan bandel yang ingin mengambil foto Gunung Fuji. Pemasangan jaring ini dilakukan untuk menghalangi pemandangan gunung yang menjulang di belakang sebuah toko serba ada, Lawson.

” Baca Juga: Posisi Hamas dalam Perundingan Gencatan Senjata “

Namun, hanya sekitar sepekan sejak dipasang pada Selasa (21/5/2024), pemerintah setempat melaporkan bahwa terdapat sekitar sepuluh lubang kecil seukuran jari di jaring tersebut. “Ini tentang sopan santun. Ini memalukan,” ujar seorang pejabat setempat kepada AFP, Selasa (28/5/2024). Dia menambahkan, lubang-lubang kecil itu tampaknya tidak cukup besar untuk menghasilkan foto yang bagus. “Saya mencoba memasang kamera ke salah satu lubang. Faktanya, jaringnya masuk ke dalam frame,” tambahnya.

Penduduk Lokal Terganggu oleh Lonjakan Wisatawan

Pihak berwenang setempat telah menempatkan penjaga keamanan untuk mengawasi jaring hitam tersebut antara pukul 10.00 hingga 16.00 waktu setempat. Lubang-lubang yang ditemukan pada jaring diduga dibuat saat tidak ada penjaga. Penduduk setempat merasa terganggu oleh lonjakan turis yang datang hanya untuk berfoto dengan latar belakang Gunung Fuji. Dikenal sebagai “Gunung Fuji Lawson”, para wisatawan sering memenuhi trotoar untuk melihat dan memotret pemandangan indah Lawson dengan puncak bersalju Gunung Fuji yang menjulang di baliknya. Seorang warga berusia 74 tahun mengatakan, “Ini menakutkan karena banyak turis yang melompat ke jalan raya.”

Tidak hanya itu, beberapa turis bahkan naik ke atap Klinik Gigi Ibishi untuk mendapatkan foto terbaik. Kendaraan yang diparkir sembarangan dan sampah yang sering kali berserakan semakin membuat penduduk geram. Kepala klinik, Koichi Ide (72), mengatakan bahwa meskipun dia sebenarnya menginginkan wisatawan mendapatkan foto yang bagus, perilaku bandel para turis memaksa pihaknya untuk memasang pagar sendiri demi menghalangi mereka. “Tidak jarang orang-orang melontarkan hinaan kepada kami atau membuang rokok saat masih menyala ketika kami meminta mereka untuk memindahkan mobilnya,” kata Koichi Ide, dikutip dari Mainichi, Selasa (14/5/2024).

Baca Juga :   Apa itu TikTok Shop Sebuah Platform Jualan yang Makin Poluler

Upaya Menghalangi Pengambilan Foto “Gunung Fuji Lawson”

Sebelum pemasangan jaring, toko serba ada tersebut telah memasang tanda dalam berbagai bahasa yang memperingatkan wisatawan untuk tidak menyeberang demi sebuah foto. Jaring hitam yang kini terpasang merupakan upaya terakhir untuk menghalangi niat wisatawan mengambil gambar. Selain itu, pihak berwenang juga melampirkan kode QR yang mengarahkan pengunjung ke tempat foto alternatif terdekat. Beberapa wisatawan telah menemukan tempat lain untuk dikunjungi, termasuk Lawson lain yang menawarkan pemandangan serupa.

Peningkatan Wisatawan Asing ke Jepang

Menurut Business Insider pada Rabu (29/5/2024), lonjakan wisatawan ke Fujikawaguchiko mencerminkan kebangkitan kedatangan wisatawan asing ke Jepang setelah pandemi Covid-19. Pada tahun 2023, tercatat wisatawan asing melakukan sekitar 25 juta kunjungan ke Jepang.

” Baca Juga: Pabrik Semen China di Aceh, Pengusaha Lokal Khawatir “

Padahal, berdasarkan statistik pemerintah tahun sebelumnya, Jepang hanya mencatatkan 3,8 juta kunjungan. Jumlah ini masih lebih rendah dari rekor tertinggi kedatangan wisatawan di Jepang pada 2019 yang mencapai 31 juta orang. Namun, pada Januari, Februari, dan Maret 2024, kedatangan wisatawan telah melonjak sekitar 70 hingga 88 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023.

No More Posts Available.

No more pages to load.